Selamat Datang , Terima Kasih Telah Berkunjung Ke Sini

Friday, December 13, 2013

MAKALAH KEPEMIMPINAN REALITA PEMIMPIN DALAM BERORGANISASI DAN BERNEGARA

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Realitas menunjukkan bahwa peristiwa sejarah banyak dipengaruhi oleh persoalan kepemimpinan. Keberhasilan manajemen pemerintahan akan ditentukan oleh efektivitas kepemimpinannya, sehingga kepemimpinan atau leadership dapat dikatakan inti dari manajemen pemerintahan. Kepemimpinan merupakan sebuah proses yang saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama. Jadi kepemimpinan merupakan kehendak mengendalikan apa yang terjadi, pemahaman merencanakan tindakan, dan kekuasaan untuk meminta penyelesaian tugas, dengan menggunakan kepandaian dan kemampuan orang lain secara kooperatif.

Dinamika manusia yang kemudian menampakkan diri dalam dinamika organisasi dan dinamika masyarakat sebagai keseluruhan merupakan salah satu faktor pendorong bagi berbagai jenis kemajuan yang hendaknya dicapai oleh umat manusia. Dorongan untuk maju timbul karena hasrat dan keinginan manusia meningkatkan kemampuannya untuk memuaskan berbagai jenis kebutuhannya yang semakin lama semakin kompleks.

Semakin disadari bahwa terlepas dari meningkatnya pengetahuan dan keterampilan berkat pendidikan yang semakin tinggi, cara terbaik untuk memuaskan berbagai kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan berbagai jalur organisasi (pemerintahan). Realitas di masyarakat menunjukkan bahwa semakin kompleks kebutuhan seseorang, semakin banyak organisasi yang diikutinya, baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, agama, dan sosial.

Berbarengan dengan menikngkatnya kebutuhan untuk bergabung dalamberbagai organisasi, semakin berkembang pula persepsi yang berkisar pada pandangan bahwa dalam kehidupan organisasional perlu dijamin keseimbanganantara hak dan kewajiban seseorang. Dalam hubungan organisasi dengan paraanggotanya, sering dirumuskan bahwa hak organisasi diperolehnya melalui penunaian kewajiban oleh para anggotanya dan sebaliknya hak para anggota organisasi merupakan kewajiban organisasi untuk memenuhinya. Pandangan demikian mengejawantah pada tuntuatan adanya kepemimpinan yang adil dan demokratis dalam organisasi yang bersangkutan.


BAB 2
PEMBAHASAN
A.    Realita Pemimpin Dalam Berorganisasi
Kepemimpinan sendiri adalah kapasitas untuk menerjemahkan visi kedalam realita. [1] definisi tersebut dinyatakan oleh Werren Bennis, dengan kata lain, “kepemimpinan berarti turur melibatkan orang lain dan lebih mengutamakan visi diatas segalanya, baru kemudian pada langkah pelaksanaannya,”. Ia menambahkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu seni tersendiri yang dipelajari dan diterapkan dengan hati-hati. Kepemimpinan bersifat dinamis, dan situasional, artinya tidak ada cara terbaik yang bisa digunakan dalam segala situasi yang dihadapi.

Kepemimpinaan lahir sebagai suatu konsekuensi logis dari perilaku dan budaya manusia yang terlahir dari individu yang memiliki ketergantungan sosial (zoon politicon) yang sangat tinggi dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. [2] dalam upaya memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia kemudia menyusun organisasi dari yang terkecil sampai yang terbesar sebagai media pemenuhan kebutuhan serta menjaga berbagai kepentingan.

Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang (dalam hal ini tentang kepemimpinan berorganisasi).[3] Kepemimpinan dalam berorganisasi yang strategis adalah sebagai berikut :

1.      Belajar terus menerus
Mereka membaca, berlatih, dan mendengarkan masukan.
2.      Beroreientasi pada pelayanan
Mereka melihat hidup sebagai suatu misi dan tidak hanya sebagai suatu karier.
3.      Memancarkan energy positif
Mereka optimis, positif, dan modern.
4.      Sinergistik
Mereka memilih untuk memfokuskan diri pada kepentingan orang laindan mampu
membina energy-energi yang dimiliki organisasi.
5.      Mempercayai orang lain
Mereka tidak beraksi berlebihan terhadap perilaku negative kritik, dan kelemahan.
Kepemimpinan dalam berorganisasi akan berjalan efektif, disegani dan memiliki derajat yang tinggi bila seorang itu memiliki tiga kelebihan yakni kelebihan dalam bidang rasio atau intelektual, dalam bidang rohani, dan dalam bidang jasmani. Kelebihan dalam bidang rasio meliputi :
1) pengetahuan tentang tujuan organisasi
2) pengetahuan tentang asas-asas organisasi
3) pengetahuan tentang cara memutar roda organisasi secara efisien
4) tercapainya tujuan organisasi secara maksimal.

Kelebihan dalam bidang rohani meliputi keluhuran budi pekerti, moralitas, dan kesederhanaan watak. Sedang dalam bidang jasmani adalah memiliki fisik yang sehat dan memungkinkan untuk menjadi contoh anggotanya. Pemimpin haruslah memiliki karakter yang berkualitas, berikut syarat-syarat seorang pemimpin dalam berorganisasi:

1. Dapat berperan sebagai penyelaras
Sosok pemimpin yang berhati-hati dan serius, menganggap bahwa keberhasilannya memimpin organisasi didukung oleh hasil kerja keras karyawannya juga. Sebagai pemimpin dalam suatu organisasi, seorang harus melihat bahwa visi, misi, konsep, dan segala langkah strategis haruslah merupakan hasil kerja bersama, bukan hasil kerja seorang pemimpin itu sendiri. Semakin banyak karyawan yang terlibat dalam pembentukan suatu konsep, semakin banyak pula orang yang merasa turut memiliki organisasi jikalau pemimpinannya berperan sebagai penyelaras.

2. Mengembangkan sikap demokratis dalam mengambil keputusan
Seorang pemimpin dalam organisasi khususnya tentu meiliki hak prerogratif dalam pengambilan keputusan. Namun pemimpin yang berhasil ternyata tidak akan menggunakan haknya tersebut sebesar 100% sebaliknya menggunakan suatu pendekatan demokratis. Para karyawan didorong untuk memberikan masukan atau ide bagi suatu perusahaann. Prinsipnya semua ide yang masuk harus dihargai karena itu bisa membantu perkembangan perusahaan tersebut.

3. Motivasi karyawan untuk berkembang
Melakukan pendekatan yang baik dan selalu memberikan pengarahan sekaligus motivasi kepada karyawan atau anggota bisa menambah wawasan dan semakin mengembangkan diri untuk terus bisa melakukan hal yang lebih baik bagi perusahaan.

4. Menghargai karyawan
Karyawan adalah asset utama organisasi, jika karyawan tidak berhargai mereka tentu tidak akan loyal dan tidak memiliki keinginan untuk turun mengembangkan organisasi yang dia ikuti. Pemimpin bukanlah untuk ditakuti, tetapi untuk dihormati. Bahkan ketika seorang anggota atau karyawan berbuat salah, solusinya adalah menemui anggota atau karyawan itu dengan baik-baik tanpa harus langsung memarahinya. Sebaliknya jika ada anggota atau karyawan yang berprestasi maka penghargaan atau apresiasi harus ditunjukan seorang pemimpin kepada seorang karyawan atau anggota tersebut.

5. Dapat menjadi panutan
Apa yang diucapkan oelh pemimpin harus selalu konsisten dengan apa yang diperbuatnya.

6. Turut terjun ke lapangan
Banyak pemimpin dalam organisasi hanya sekedar mendengar laporan mengenai hal-hal yang terjadi dilapangan. Tentu saja karyawan atau anggota bisa saja memanipulasi data yang dituntukan kepada pemimpinnya. Untuk menghindarai hal tersebut cara yang paling ampuh adalah pemimpin harus mengambil waktu untuk benar-benar turut serta kelapangan melihat langsung kondisi yang ada.

B.     Realita Pemimpin Dalam Bernegara
Apabila masuk kedalam lingkup tatanan negara Indonesia, faktor kepemimpinan memiliki pengaruh besar dalam pencapaian tujuan kehidupan bernegara. Yaitu tercapainya kemajuan negara, kemakmuran rakyat, serta terwujudnya keadilan bernegara. Tujuan-tujuan yang telah tertanam, harus dapat diwujudkan oleh seorang pemimpin. Pemimpin harus dapat menggerakakkan bawahan dan juga rakyatnya agar tujuan tersebut dapat terwujud. Apabila pemimpin negara tidak dapat mengimplementasikan tujuan tersebut, maka kepemimpinannya dianggap gagal total.

Dan yang terjadi sekarang ini di negara Indonesia, pemimpin negara tidak bisa mewujudkan tujuan kehidupan bernegara. Yang bisa diwujudkan, justru hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Buktinya bisa kita lihat dari hal yang baru terjadi, telah dilakukan reshuffle kabinet. Pelaksanaan hal ini, merupakan tindakan yang sia-sia. Sangat kecil kemungkinan bahwa kabinet yang sekarang dapat memberikan angin segar bagi nasib bangsa ini.  Dalam waktu kurang dari tiga tahun sangat sulit melakukan perbaikan negara.

Pemimpin negara yang kurang tegas juga memperkeruh suasana yang sudah tidak kondusif. Disaat kondisi negara yang carut-marut negara ini masih harus dihadapkan pada masalah pemimpin yang tidak tegas.



BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan

Dalam kepemimpinan baik itu di organisasi maupun dinegara bila seorang pemimpin tidak bisa memenuhi kriteria seorang pemimpin maka dia dianggap gagal dalam menjadi seorang pemimpin dimana dalam pelaksanaannya seorang pemimpin tidak tegas dalam melaksanakan tugasnya. Seorang pemimpin harus mempunyai beberapa konsep dalam melaksanakan tugasnya agar dikemudian hari dia dapat melaksanakan tugasnya dengan pedoman yang dia punya.